Taman Budaya Tionghoa Indonesia (DKI Jakarta)
Indonesia /
Jawa Barat /
Cileungsi /
DKI Jakarta /
Jl. Taman Mini Indonesia Indah
World
/ Indonesia
/ Jawa Barat
/ Cileungsi
/ Indonesia /
taman, taman bermain, cultural center / centre (en)
Keberadaan Taman Budaya Tionghoa Indonesia di TMII mempertegas TMII sebagai laboratorium seni dan budaya bangsa di samping secara nyata menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa multi-etnis dan multi-ras berikut keanekaragaman seni dan budayanya.
Pembangunan kawasan anjungan ini didasari oleh keselarasan dan keseimbangan, filosofi paling tua yang dianut kalangan Tionghoa, dengan memadukan unsur yin (im) dan yang (kang), yakni unsur kekerasan (kasar) dan kelembutan (lembut); misalnya ada siang harus ada malam, ada daratan harus ada lautan, ada air harus ada api, dan seterusnya. Itulah sebabnya taman ini berupa daratan dan danau buatan di bagian belakang.
Sepasang pilar pintu gerbang, lambang jantan dan betina, menjadi penanda pertama gugus taman. Di depan pintu gerbang terdapat sepasang patung kilin, hewan mirip singa yang dipercaya sebagai peliharaan para dewa, sedangkan di belakangnya, tepat di tengah halaman, terdapat batu granit hitam berbentuk bulat sebagai citraan bola dunia. Batu seberat tiga ton itu ditopang penyangga yang sekaligus sebagai pipa yang dialiri air bertekanan tinggi untuk memutar batu granit “bola dunia” itu dengan arah putaran sesuai fengsui.
Kelak, anjungan akan dilengkapi dengan tiruan salah satu bangunan bergaya pecinan tempo dulu, Chandra Naya, yang aslinya berada di jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat; pagoda tujuh lantai; museum yang berisi berbagai peninggalan sejarah-budaya Tionghoa di Indonesia; dan perkampungan kecil Tionghoa lengkap dengan segala pernak-pernik “kampung pecinan”, termasuk warna merah dan kuning emas yang mendominasi hampir semua kawasan anjungan. Pengunjung bisa berbelanja berbagai pernak-pernik, makanan sampai ramuan obat-obatan khas Tionghoa.
Pada kesempatan tertentu dan tahun baru Imlek anjungan menggelar pertunjukan khas budaya Tionghoa seperti barongsai, liong, wushu, dan seni pertunjukan lain.
Pembangunan kawasan anjungan ini didasari oleh keselarasan dan keseimbangan, filosofi paling tua yang dianut kalangan Tionghoa, dengan memadukan unsur yin (im) dan yang (kang), yakni unsur kekerasan (kasar) dan kelembutan (lembut); misalnya ada siang harus ada malam, ada daratan harus ada lautan, ada air harus ada api, dan seterusnya. Itulah sebabnya taman ini berupa daratan dan danau buatan di bagian belakang.
Sepasang pilar pintu gerbang, lambang jantan dan betina, menjadi penanda pertama gugus taman. Di depan pintu gerbang terdapat sepasang patung kilin, hewan mirip singa yang dipercaya sebagai peliharaan para dewa, sedangkan di belakangnya, tepat di tengah halaman, terdapat batu granit hitam berbentuk bulat sebagai citraan bola dunia. Batu seberat tiga ton itu ditopang penyangga yang sekaligus sebagai pipa yang dialiri air bertekanan tinggi untuk memutar batu granit “bola dunia” itu dengan arah putaran sesuai fengsui.
Kelak, anjungan akan dilengkapi dengan tiruan salah satu bangunan bergaya pecinan tempo dulu, Chandra Naya, yang aslinya berada di jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat; pagoda tujuh lantai; museum yang berisi berbagai peninggalan sejarah-budaya Tionghoa di Indonesia; dan perkampungan kecil Tionghoa lengkap dengan segala pernak-pernik “kampung pecinan”, termasuk warna merah dan kuning emas yang mendominasi hampir semua kawasan anjungan. Pengunjung bisa berbelanja berbagai pernak-pernik, makanan sampai ramuan obat-obatan khas Tionghoa.
Pada kesempatan tertentu dan tahun baru Imlek anjungan menggelar pertunjukan khas budaya Tionghoa seperti barongsai, liong, wushu, dan seni pertunjukan lain.
Kota terdekat:
Koordinat: 6°18'16"S 106°54'12"E
- Anjungan Provinsi Papua 0.5 km
- Komunitas Salihara 7.6 km
- (at) america 14 km
- Gedung Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia 18 km
- Tetater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat 101 km
- Taman Budaya "Sabilulungan" 106 km
- Saung Angklung Udjo 106 km
- Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri 417 km
- Islamic Centre Madiun 531 km
- CCCL pusat kebudayaan perancis 655 km
- site TA rini trinastiti 0.4 km
- Komplek Museum Keprajuritan 0.7 km
- Ceger 1 km
- Bambu Apus 1 km
- Lubang Buaya 1.1 km
- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 1.1 km
- Setu 1.5 km
- MABES TNI (NKRI HARGA MATI) 2.9 km
- Cilangkap 3.3 km
- DKI Jakarta 12 km