Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (Kota Palembang)
Indonesia /
Sumatera Selatan /
Palembang /
Kota Palembang
World
/ Indonesia
/ Sumatera Selatan
/ Palembang
/ Indonesia /
museum, museum sejarah
Lokasi : Samping Jembatan Ampera di bagian Ilir
Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo, dibangun seiring dengan pembangunan Masjid Agung Palembang. Saat kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam dipegang Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I (1724-1758 M), muncul ide untuk membangun masjid baru Sebelumnya, Keraton Palembang yang dibangun Ki Mas Hindi atau Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukmin Sayyidul Imam (1659-1706 M) terletak di kawasan Beringin Janggut (kini kompleks pertokoan Beringin Janggut). Masjid kesultanan pun terletak tidak jauh dari keraton, yaitu di kawasan yang kini dikenal sebagai Jl. Masjid Lama. SMB I membangun Masjid Sulton (kini Masjid Agung SMB II) pada 1 Jumadil Akhir 1511 H dan diresmikan pemakaiannya pada 28 Jumadil Awal 1161 H. Keraton Kuto Lamo (pada saat dibangun, tentu belum bernama demikian) ini dibangun persis di tepi Sungai Tengkuruk dan berjarak sekitar 100 meter dari Masjid Sulton. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821 M), yang berganti-ganti kekuasaan dengan saudaranya, Sultan Husin Diauddin (1812-1813 M) serta Sultan Ahmad Najamuddin III Pangeran Ratu (putra SMB II, 1819-1821 M) seiring masuknya pengaruh Belanda dan Inggris, benteng ini sempat ditempati pasukan Belanda.
Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo, dibangun seiring dengan pembangunan Masjid Agung Palembang. Saat kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam dipegang Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I (1724-1758 M), muncul ide untuk membangun masjid baru Sebelumnya, Keraton Palembang yang dibangun Ki Mas Hindi atau Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukmin Sayyidul Imam (1659-1706 M) terletak di kawasan Beringin Janggut (kini kompleks pertokoan Beringin Janggut). Masjid kesultanan pun terletak tidak jauh dari keraton, yaitu di kawasan yang kini dikenal sebagai Jl. Masjid Lama. SMB I membangun Masjid Sulton (kini Masjid Agung SMB II) pada 1 Jumadil Akhir 1511 H dan diresmikan pemakaiannya pada 28 Jumadil Awal 1161 H. Keraton Kuto Lamo (pada saat dibangun, tentu belum bernama demikian) ini dibangun persis di tepi Sungai Tengkuruk dan berjarak sekitar 100 meter dari Masjid Sulton. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821 M), yang berganti-ganti kekuasaan dengan saudaranya, Sultan Husin Diauddin (1812-1813 M) serta Sultan Ahmad Najamuddin III Pangeran Ratu (putra SMB II, 1819-1821 M) seiring masuknya pengaruh Belanda dan Inggris, benteng ini sempat ditempati pasukan Belanda.
Kota terdekat:
Koordinat: 2°59'25"S 104°45'39"E
- Eks Museum Tekstil 1.3 km
- Museum Balaputra Dewa 5.7 km
- Wisma Ranggam 113 km
- Museum Galeri Timah Muntok 113 km
- Sesat Agung & Nuwo Adat Megou Pak Tulang Bawang 175 km
- Museum Perjuangan Rakyat Jambi / Tempat ini dulu namanya Lapangan Benteng 201 km
- Museum Siginjei (ex Museum Negeri Jambi) 201 km
- Museum Nasional Ke-Transmigrasi-an 268 km
- Musium Negeri Bengkulu 290 km
- Rumah Pengasingan Bung Karno 292 km
- Komplek Tengkuruk Permai 0.2 km
- Restoran Terapung Milik Pemda (zan) 0.5 km
- Kawasan Sungai Rendang Palembang 0.7 km
- 5 ULU LRG KERAMAT 0.9 km
- Rumah Susun 0.9 km
- Asrama Zidam II Sriwijaya 1.9 km
- Zidam II / Sriwijaya 2 km
- 5 ULU 2 km
- Univ. Sjakhyakirti Palembang 2.2 km
- Dermaga Ferri 35 ilir 2.4 km