MASJID MANARUL HUDA (Kudus)

Indonesia / Jawa Tengah / Gebog / Kudus / Baran Samirejo Dawe Kudus

MANARUL HUDA
30 September 2010 pukul 16:02
Masjid 'Manarul Huda' adalah masjid tertua yang berdiri di Dukuh Baran-Kiringan Ds.Samirejo Dawe Kudus sebuah Masjid warisan nenek moyang yang dulu dibangun pada masa hidupnya Mbah Kyai Abdullah 'asyiq bin Abdussyakur atau lebih kita kenal dengan julukannya 'Kyai Udan Panas',Beliau diyakini masyarakat sebagai orang pertama yang singgah di Desa Baran setelah pada waktu itu Beliu 'babat alas' tak kenal lelah walau saat teriknya panas matahari dan hujan sekalipun Beliau tetap tegar demi misinya menyebarkan agama islam diwilayah tersebut,maka tak heran jika Beliau mendapat julukan nama Mbah Kyai Udan Panas.
Masjid Manarul Huda sendiri mempunyai icon menara yang khas tampak seperti bangunan kuno menyerupai menara pada Masjid sunan Kudus/Masjidil Aqso menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga di lingkungan sekitar,
Terkagum pada keunikan serta keantikan arsitektur bangunan dari luar hingga interior menara maupun Masjid yang perfect mampu menyerupai bentuk aslinya (Masjid sunan Kudus),tak heran jika keindahan tersebut mengundang penasaran sejumlah jurnalis dan wartawan untuk meliputnya yang ahirnya diterbitkannya pada surat kabar harian Kudus pada tahun 2010 kemarin.
Masjid ini berkali-kali mengalami pemugaran,dimana renovasi terahir dilakukan pada tahun 1993-1994 yang dicanangkan oleh KH.A.Musa Maulani MA (hingga sekarang beliau berstatus sebagai nadlir Masjid-red) dan diresmikan pada tahun 1995.
Masjid ini mempunyai management yang cukup solid dan mengalami kemajuan pesat di era moderen ini,adanya yayasan bernotaris (Kyai Udan Panas) adalah sebagai salah satu bukti keaktifan dan kekreatifan pengurus dalam berorganisasi.
Meski demikian Manarul Huda berinisiatif untuk tetap menjaga kelestarian serta memelihara eksistensi tradisi budaya 'kuno' yang belakangan ini hampir punah termakan zaman serba canggih dan instan,memprihatinkan memang, jika kita amati sedikit demi sedikit warisan budaya hilang begitu saja,maka dari itu tersadarlah untuk memproteksi segelintir budaya yang masih ada.contoh sedikit diantaranya adalah dalam bidang seni terbang/rebana dan sholawat yang tetap bersahaja memakai gaya lama tanpa ada perubahan,walau saat ini ada banyak golongan yang berusaha memberikan sentuhan dan kesan baru terlalu berlebihan,mereka bermaksud untuk bisa terus mengikuti zaman sehingga menyalahi kode etik seperti mencampur adukkan dengan sebuah hiburan yang dapat merubah makna menjadi tidak sebagaimana mestinya dan dominan memikirkan duniawi semata tanpa memperhatikan efek negatif yang akan timbul dikemudian hari.

irmamadagroup.wordpress.com/
Nearby cities:
Coordinates:   6°43'36"S   110°51'30"E
This article was last modified 11 years ago