Wikimapia is a multilingual open-content collaborative map, where anyone can create place tags and share their knowledge.

Rumah Bp. Abdullah, Ibu Minuk, Fitri, Ririt, Halida, Nabila (Pacitan)

Indonesia / Jawa Timur / Jatiroto / Pacitan
 Upload a photo

Nearby cities:
Coordinates:   8°11'40"S   111°6'7"E

Comments

  • Tafaki (guest)
    Yes, it's right. Halida is my friend on Yunior high school.
  • tafaki (guest)
    Inna Lillahi Wa Inna Illaihi Rojiun, Sobat karibku Halida....telah kembali ke Rahmatullah. Semoga Amal Ibadahmu diterima......... Taufiq Malang
  • ananda (guest)
    Masya Allah, aku menangis saat melihat berita ini secara tidak sengaja mengetikkan namamu di google searching.......saat itu aku mendapat undangan nikahmu......dan tidak lama musibah itu datang. Betapa terkaget2nya aku dan syok setelah tahu, Mas Teguh bunuh diri karena tidak kuat atas cobaan ini. Sobat kecilmu.... Sabtu, 01 Desember 2007 13:31 Kapanlagi.com - Bus PO Pratama Putra nopol W-7319-UN yang membawa Jemaah Calon Haji (JCH) asal Sidoarjo menuju Asrama Haji Surabaya, Jumat, menabrak pengendara motor hingga tewas di Jalan Raya Waru Sidoarjo. Korban tewas itu yakni Halidah Ratna Hidayati SE (27), asal Jalan Imam Bonjol no 34 A Pacitan. Kanitlaka Polres Sidoarjo Iptu Anwar Sudjito SH ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kecelakaan tersebut. Sedangkan kejadiannya, korban tidak langsung ditabrak bus rombongan pengantar CJH ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, melainkan motor korban lebih dulu menabrak mobil Daihatsu Zenia nopol L-1501-YG, dikemudikan Mudjiono (46), tinggal Keputran Panjunan II/51, Surabaya. Kecelakaan itu bermula ketika korban mengendarai motor nopol AE-5803-WI dari selatan ke utara dengan maksud berangkat kerja. Namun, saat di Jalan Raya Waru, motornya menabrak bodi belakang mobil Zenia dan korban bersama motornya jatuh ke posisi kanan. Bersamaan itu, ada rombongan bus yang mengantar JCH ke Asrama Haji Susilo dari arah selatan. Akibatnya, kepala korban digilas bus rombongan JCH ke-delapan dan tewas seketika. Sementara rombongan JCH sendiri diangkut 10 bus. Bus PO Pratama itu dikemudikan Mujianto (35), asal Desa Trowulan RT 05 RW 01 Kecamatan Trowulan, Mojokerto. (*/cax) Kematian Karyawan Bea Cukai Surabaya SMS Buktikan Bunuh Diri Saturday, 16 February 2008 Sidoarjo - Surya-Seperti yang diperkirakan, kematian staf kantor Bea Cukai Surabaya, Teguh, 29, warga Perumahan Griya Permata Gedangan H3-27 pada Kamis (14/2) pagi diduga kuat karena bunuh diri. Indikasi ini terlihat dari Short Message Service (SMS) yang dikirim kepeda keluarga, yang mengatakan dia ingin...................
  • ananda (guest)
    menyusul istrinya, Halidah Ratna Hidayati, 27, yang meninggal akibat kecelakaan Desember 2007. Kasat Reskrim Polres Sidoarjo, AKP Isbari menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan timnya di rumah korban pada hari itu, indikasi bunuh diri memang sangat kuat. "Kalau dipersentase, indikasi bunuh diri lebih dari 60 persen," tegasnya kepada Surya, Jumat (15/2). Penegasan Isbari ini menggugurkan asumsi awal aparat, bahwa kematian Teguh akibat kecelakaan keracunan asap knalpot sepeda motor. Hal ini didasarkan pada temuan polisi di tempat kejadian perkara. Di dekat jenazah ditemukan pil CTM (obat tidur) dan sepeda motor Yamaha Vega. Semula polisi menduga korban memasukkan sepeda motor dan lupa mematikan mesin, kemudian tertidur karena menenggak CTM. Namun teori ini banyak mengandung kejanggalan-kejanggalan, tetapi polisi tidak gegabah memastikan peristiwa ini sebagai bunuh diri, karena bukti-bukti lanjutan belum ditemukan. Bukti paling kuat bahwa peristiwa ini bunuh diri adalah SMS yang sempat dikirimkan almarhum kepada keluarganya. Dalam SMS itu, intinya Teguh menjelaskan bahwa dia akan pergi mengikuti jejak istrinya yang telah dipanggil ke alam baka. "Ya, memang Teguh sempat mengirim SMS itu. Ini memang bukti kuat kalau dia benar-benar berniat bunuh diri," tandasnya. Selain indikasi itu, polisi juga melihat bagaimana kondisi rumah dan kamar tidur korban saat peristiwa itu terjadi. Ini terlihat dari adanya sepeda motor Yamaha Vega bernopol AE 5863 WI yang ditaruh di dalam kamar tidur dan dalam kondisi menyala. Tak hanya itu saja, sebelum tidur Teguh menutup semua jendala dan pintu kamar tidur, hingga tak ada aliran udara yang masuk ke dalam kamar. "Kalau memang tak bunuh diri seharusnya pintu tetap terbuka ketika ingin memanaskan mesin sepeda motor. Tapi korban malah menutup pintu," tuturnya. Kematian korban yang ingin menyusul istrinya, Halidah ke alam baka cukup kuat. Pasalnya, sekitar November 2007 lalu mereka menikah sehingga seharusnya Teguh dan Halidah masih menikmati manisnya sebuah pernikahan. Namun, nasib berkehendak lain ketika pada 30 Desember 2007 lalu, Halidah tewas mengenaskan ketika perempuan yang berasal dari Pacitan ini tertabrak dan kepalanya terlindas bus pengangkut jemaah haji kloter 43 dari Sidoarjo ke Surabaya di depan Gereja Baptis Indonesia, Waru sekitar pukul 08.15 WIB. "Selain itu, jika dilihat dari olah TKP yang dilakukan, kami memang tak melihat ada luka akibat penganiayaan atau barang-barang miliknya yang hilang," tandas Isbari. Sedangkan untuk faktor penyebab bunuh diri, dia melihat jika asap knalpot sekaligus obat CTM yang diminumnya merupakan penyebab kombinasi, sehingga korban terbunuh. "Dari informasi keluarga, setelah istrinya meninggal, dia terlihat tak punya semangat hidup. Dia juga mulai sering mengonsumsi obat seperti CTM. Makanya, saat kejadian itu dimana dia minum obat CTM, kemungkinan jantungnya tak kuat, dan ditambah dengan asap kanlpot, maka dia langsung meninggal," paparnya. Kemarin, saat Surya mendatangi rumah korban di H3-27, pintu rumah maupun pagar tertutup rapat. Menurut seorang tetangga, rumah kontrakan itu tidak pernah ditempati oleh almarhum Teguh setelah kematian istrinya. Dia lebih banyak tidur di rumah saudaranya yang tinggal di dalam komples perumahan itu pula. "Memang, setelah mengetahui istrinya meninggal, korban sangat terpukul. Karena itu, dia berusaha melupakan kenangan istrinya dengan tidur di rumah saudaranya. Namun anehnya, pada Rabu (13/2) itu, dia minta tidur di rumahnya, dan malah tidur selamanya," tutur ibu separuh baya yang menolak disebut namanya ini. Sebelumnya, ketua RT setempat, Suharso menjelaskan, setelah ditinggal meninggal istrinya, Teguh terlihat murung dan makin menyendiri. "Meski saat itu baru dua minggu tinggal di sini, tapi pasangan itu cukup ramah dan baik, serta suka menyapa tetangganya. Tapi setelah kematian istrinya, dia menjadi sangat tertutup," pungkasnnya. sda
This article was last modified 18 years ago