Padukuhan Kayen , Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta

Indonesia / Yogyakarta / Depok / Condongcatur, Depok, Sleman, DIY
 desa, dukuh / dusun, tak terlihat

Padukuhan Kayen berada di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Propinsi Yogyakarta. Padukuhan Kayen dipimpin oleh seorang kepala dusun (kadus) atau dukuh. Dukuh pertama dijabat oleh Darmorejo (alm) dan kemudian digantikan oleh Purwanto.

Membahas Padukuhan Kayen, tak lengkap rasanya jika tak melibatkan Desa Condongcatur.
Sebelum tahun 1946, sebelum Desa Condongcatur lahir atau setahun setelah Negara Indonesia merdeka, Padukuhan Kayen (baca: Kayen) masuk dalam wilayah Kalurahan Kentungan. Kalurahan Kentungan saat itu terdiri dari empat padukuhan yaitu: Padukuhan Kentungan, Padukuhan Kayen, Padukuhan Gandok dan Padukuhan Pikgondang yang dipimpin oleh seorang lurah, Kromoredjo.

Maka setelah tahun 1946, bedasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1948, Kelurahan Kentungan bersama tiga kelurahan lainnya : Kelurahan Gejayan, Kelurahan Manukan dan Kelurahan Gorongan melebur menjadi satu yang disebut Kelurahan Condongcatur atau Desa Condongcatur. Condong yang berarti setuju dan catur yang berarti empat atau arti yang lebih luas adalah kesepakatan dari empat kelurahan menyatu menjadi satu Kelurahan atau Desa, yaitu Condongcatur.

Letak Geografis Padukuhan Kayen
Dari sisi geografis atau letak Padukuhan Kayen, banyak masyarakat beranggapan atau belum mengetahui bahwa Kayen masih masuk wilayah Desa Condongcatur. Selain Kayen terletak di barat atau kulon Jalan Kaliurang, Kayen juga merupakan padukuhan paling ujung barat di Condongcatur. Jika diibaratkan Indonesia, Kayen layaknya ujung pulau Sumatera. Meskipun berada di daerah 'terluar' Condongcatur, Kayen tetap sama seperti padukuhan-padukuhan lainnya. Baik pembangunan, kearifan lokal, maupun kehidupan masyarakatnya. Dan yang tak kalah menariknya adalah bentang alamnya.

Kampung Banteng Baru
Selain Padukuhan Kayen itu sendiri, Kayen juga memiliki satu kampung yaitu Kampung Banteng Baru. Banteng Baru merupakan kampung baru di sebelah utara Dusun Kayen, yang dahulunya adalah sebuah tanah tegalan atau lahan yang digunakan untuk bertani tanaman palawija. Hingga karena kebutuhan tempat tinggal meningkat, di sinilah banyak dibangun rumah oleh warga pendatang.

Alat Pemelihara Kerukunan
Padukuhan Kayen terdiri dari empat rukun warga / RW dan terdiri dari 14 rukun tetangga / RT. Tiga RW berada di Dusun Kayen yaitu RW 43, RW 44 dan RW 45 sementara di Kampung Banteng Baru hanya ada satu RW yaitu RW 46.
RW 43 terdiri dari RT 01, RT 02 dan RT 03.
RW 44 terdiri dari RT 04, RT 05, RT 06 dan RT 14.
RW 45 terdiri dari RT 07 dan RT 08.
RW 46 terdiri dari RT 09, RT 10, RT 11, RT 12 dan RT 13.
Dengan jumlah kepala keluarga kuranglebih ada 500 kk dan jumlah warga kuranglebih mencapai 1500 orang.

Batas Wilayah
Dusun Kayen berdampingan dengan kali boyong di sisi barat yang juga menjadi batas wilayah Padukuhan Kayen dengan Lempong serta Krikilan yang berada di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik. Di kali boyong tersebut juga dibangun sebuah bendungan atau dam yang disebut mantras yang berfungsi untuk sarana irigasi persawahan di wilayah Padukuhan Kayen, Sengkan, maupun Joho yang tentu dialirkan melalui selokan atau kali kecil yang membelah dusun.
Disebelah utara, Padukuhan Kayen berbatasan dengan Kampung Banteng Baru dan Kampung Kopen. Di sebelah selatan berbatasan dengan Padukuhan Sono; Kelurahan Sinduadi; Kecamatan Mlati, Padukuhan Plemburan dan Padukuhan Purwosari. Di sebelah timur berbatasan dengan Kampung Jurugsari.


Bentang Alam
Terdapat sawah di sisi barat dusun (sawah kulon deso) dan selatan dusun (sawah kidul deso). Di sawah kulon deso, kita bisa melihat pemandangan hamparan sawah yang luas dan jika cuaca cerah kita akan disuguhi oleh gagahnya pemandangan gunung merapi. Namun saat ini sudah beralih fungsi menjadi perumahan mewah. T_T (lihat foto: bentang sawah sebelum jadi perumahan).

Ciri lain dari Dusun Kayen adalah adanya tugu lele, lapangan cikal dempet dan beberapa nama kali / selokan.

Tugu Lele
Tugu ini terletak di pertigaan jalan yaitu RT 01, RT 02 dan RT 05. Konon, adanya tugu ini karea dahulu kala di tempat ini ada sungai yang dipenuhi lele yang asalnya entah dari mana. Maka dibangunlah sebuah tugu yang berreliefkan dua ikan ekor lele. Lokasi persis dari kemunculan banyak lele ini menurut penuturan sesepuh warga adalah di antara rumah Ibu Meri, Pak Jumiran dan Pak Lambang yang dahulunya masih berupa cekungan kali yang banyak ditumbuhi pohon gayam.

Lapangan Cikal Dempet
Lapangan Cikal Dempet terletak di RT 01 RW 43. Sesuai namanya, cikal berarti pohon kelapa dan dempet berarti berhimpitan. Maksudnya adalah: satu buah kelapa yang memiliki dua tunas yang berhimpitan atau dempet. Hal ini merupakan kejadian langka, meskipun juga dapat kita temui di tempat lain. Atas dasar kejadian tersebutlah lapangan yang merupakan tanah kas desa dengan luas kurang lebih 1500 m2 tersebut dinamakan Lapangan Cikal Dempet.

Tokoh masyarakat yang berdomisili di RW 43 mengatakan: bahwa lapangan tersebut adalah tanah kas desa (TKD) yang diperuntukkan secara khusus untuk kegiatan SD Muhammadiyah Kayen berdasarkan surat yang di keluarkan oleh Pemerintah Desa Condongcatur yang diketahui langsung oleh Kepala Desa (lurah) pertama Desa Condongcatur. Dan umumnya lapangan cikal dempet dipersilahkan untuk dipergunakan untuk kegiatan masyarakat Padukuhan Kayen.

Kali / Selokan
Berhulu dari aliran Kali Boyong, terdapat saluran selokan yang mengalir membelah Dusun Kayen. Terdapat berbagai nama unik untuk penamaan kali tersebut antara lain:
a. Kedung
b. Blewehan
c. Ngepeh
d. Guyangan Sapi
e. Gejlik Tengah dan
f. Ngori.
Beberapa nama tentu sudah dapat kita ketahui bersama artinya karena namanya sudah umum kita dengar. Yaitu Guyangan Sapi yang berarti lokasi untuk ngguyang sapi atau memandikan sapi. Bukan sapi saja namun juga kambing motor dan mobil karena lokasinya cukup luas. Kedua yaitu Gejlik Tengah : gejlik yang berarti alat buka tutup untuk mengatur debit air dan tengah karena terletak di tengah antara Ngepeh dan Ngori. Sementara untuk Kedung, Blewehan, Ngepeh dan Ngori belum banyak informasi yang kami terima.

Jalan Kayen Raya
Jalan Kayen Raya merupakan jalan utama yang menjadi patokan untuk menghubungkan gang-gang yang berada di Dusun Kayen. Jalan Kayen Raya juga dapat kita sebut Jalan Lingkar Kayen atau Ringroad-nya Kayen. Tak banyak wilayah setingkat Padukuhan yang memiliki Jalan Raya Padukuhan.

Sarana dan Fasilitas
1. Sarana pendidikan. Di Padukuhan Kayen terdapat 4 (empat) sarana pendidikan, yang semuanya berstatus swasta. Yaitu TK Wijaya Kusuma di Kampung Banteng Baru, TK Tunas Bhakti di RT 05 RW 44, SD Muhammadiyah Kayen di RT 04 RW 44 dan Seminari Tinggi Teologi yang ada di ujung timur selatan padukuhan Kayen yang menghadap kearah Jl. Kaliurang.
2. Sarana ibadah. Terdapat satu (1) gereja dan2 (dua) masjid. Gereja Baptis Gloria Kayen terletak di RT 01 RW 43. Masjid LDII yang berada di RT 02 RW 43 dan Masjid Nurul Hidayah kayen (Masjid NHK) yang terletak di tengah Padukuhan Kayen, RT 05 RW 44.
3. Pemakaman / kuburan berada di antara SD Muhammadiyah Kayen dan Masjid Nurul Hidayah Kayen. Memiliki luas kurang lebih 10 m x 25 m. Pada dinding pintu masuk makam bergambarkan gajah yang membawa bunga dengan telalainya (hidung panjangnya) yang bermakna : gajah adalah hewan besar yang mengartikan bahwa manusia dengan setinggi apapun jabatan dan sebesar apapun gajinya, pasti akhirnya akan menuju tempat peristirahatan yang terakhir yaitu makam.
4. Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu. Dipelopori oleh Ibu-Ibu PKK Padukuhan Kayen. Dilaksanakan secara rutin setiap bulannya pada tanggal 23. Dilaksanakan di balai Dusun Kayen (gedung serbaguna)
5. Balai Dusun (Gedung Serbaguna) terletak di barat Jalan Kayen Raya RT 05 RW 44.
6. Lapangan Cikal Dempet terletak di RT 01 RW 43.
7. Lapangan Voli terletak di RT 03 RW 43 (status tanah milik personal yang dikelola warga)

Dari beberapa hal di atas dapat kita ketahui bahwa meskipun Padukuhan Kayen terletak di 'bagian terluar' Desa Condongcatur ternyata menyimpan berbagai keunikan dan keistimewaan yang mungkin tak banyak terjadi di wilayah lain. Terlebih saat ini, Pemerintah Desa Condongcatur tengah serius membidik potensi alam yang berada di Padukuhan Kayen berupa penggarapan bendungan mantras menjadi destinasi wisata air 'Green Kayen' yang menawarkan sensasi pemandian alami.

Hal tersebut sudah dapat diketahui dengan berbagai langkah nyata yaitu dengan di resmikannya Green Kayen pada tanggal 24 Mei 2016 oleh Kepala Desa Condongcatur didampingi oleh Camat Kecamatan Depok dan staf jajarannya dan Perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sleman di Lapangan Cikal Dempet.

Selain menawarkan sensasi pemandian alami, kedepan juga akan dibangun sarana outbound dan sekolah sungai di lokasi sekitar bendungan mantras atau Green Kayen yang merupakan tanah kas desa (TKD) tersebut.

Ditambahkan oleh | Rahmat Tri Sulistyo | Pada | 10 April 2010
Kota terdekat:
Koordinat:   7°44'31"S   110°23'5"E

Komentar-komentar

  • ayo. . podo gabung. . .
  • Apakah dusun kayen masih asri seperti dulu...Suratijo JKT
  • Sawah yang membentang, kini sudah terisi ribuan kubik tanah urug. Menjadi ekosistem baru bagi manusia-manusia yang entah atau sekedar berdampingan dengan kami.
  • sekarang kayen kayaknya udah rame dgn rumah, dulu ada pengilingan padi sekarang udah jadi perumahan. begitu juga sebelah rumah indah juga ada homestay kayaknya
  • Sudah saat nya
  • Apakah lapangan Cikal dempet itu yang letaknya di dekat rumah ibu Misirah?
  • Lihat semua komentar
Artikel ini terakhir diubah 6 tahun yang lalu