Anjungan Provinsi Nusa Tenggara Barat (DKI Jakarta)
Indonesia /
Jawa Barat /
Cileungsi /
DKI Jakarta /
Jl. TMII, Cipayung-Jakarta Timur
World
/ Indonesia
/ Jawa Barat
/ Cileungsi
/ Indonesia /
pavilyun
Tambahkan kategori
Istana Tua Sumbawa yang amat bersejarah itu tampak agung berada di kompleks Anjungan Nusa Tenggara Barat (NTB). Istana aslinya dinamakan Dalam Loka Samawa dan dibangun sekitar tahun 1825 oleh Sultan Khairudin I.
Bangunan di atas tiang ini terbuat dari kayu jati, bertiang 100, bertingkat, dan beratap kembar. Tangga masuknya unik karena beratap rendah sehingga orang yang masuk akan menundukkan kepala.
Meski hanya tiruan, istana Dalam Loka Samawa di anjungan NTB dibuat sama seperti aslinya. Susunan ruangannya terdiri atas ruang bagian depan atau balairung, dinamai luyuk agung, yakni ruang untuk upacara adat, musyawarah dan penerimaan tamu agung. Pada bagian lain ada ruang peraduan sultan dan permaisuri, ruangan untuk putera-puteri, ruang keluarga, ruangan makan, dan ruangan belakang untuk dapur.
Memasuki lantai pertama bangunan Istana ini, Anda akan diajak mengenal budaya suku bangsa yang ada di NTB, seperti suku Sasak (Lombok), Mbojo (Dompu dan Bima) dan suku Samawa (Sumbawa) melalui berbagai hasil karyanya; misalnya di bagian balairung terdapat berbagai benda budaya tradisional, antara lain pakaian adat sehari-hari, gerabah, kain songket, wadah yang terbuat dari perak dan kuningan, peralatan berburu dan menangkap ikan, dan senjata tradisional.
Di sebelah balairung terdapat ruang-ruang peragaan upacara adat daur kehidupan, mulai dari upacara kelahiran sampai kematian, antara lain kelahiran (ngurisan), khitanan, lamaran, dan perkawinan yang antara lain menampilkan pasangan pengantin Lombok lengkap dengan tandu pengantin (barong tengkok) dalam bentuk khas dan pasangan pengantin adat Bima dengan tiruan pelaminan; dan upacara kematian suku Sasak. Di bagian lain dapat pula disaksikan berbagai kerajinan rakyat dan peralatan rumah tangga.
Naik ke lantai dua, Anda dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang benda benda sejarah budaya mereka. Lantai sebelah kanan, misalnya, terdapat seperangkat peralatan gamelan suku Sasak, peralatan menenun, anyaman, kerajinan gerabah, dan foto-foto objek wisata unggulan. Dilantai sebelah kiri dapat disaksikan berbagai peralatan rumah tangga yang terbuat dari gerabah, anyaman, alat menangkap ikan, dan alat pertanian.
Jika Anda mencari sesuatu yang unik untuk dijadikan koleksi kenangan, di kolong bangunan istana anjungan ini terdapat toko cenderamata yang menjual berbagai barang kerajinan khas daerah, seperti pakaian adat, gerabah, madu sumbawa, kerajinan tanduk, anyaman rotan, kaset dan CD lagu daerah, tempayan, dan mutiara.
Selain istana tua Sumbawa sebagai bangunan induk anjungan, terdapat pula bangunan pendukung yang tak kalah menarik, antara lain tiga bangunan lumbung (sambi atau pantek) suku Sasak yang unik, gedung pertemuan berarsitektur Mbojo (Bima), gapura, serta Bumi Gora untuk panggung pertunjukan, dan mushola dengan menara mesjid Bima yang khas.
Secara berkala Anjungan NTB memeragakan upacara adat, seperti khitanan dan pernikahan. Pementasan kesenian berupa tari-tarian daerah dan aneka tari nusantara diselenggarakan dua atau tiga kali dalam satu bulan pada hari Minggu serta pada hari libur nasional.
Setiap Sabtu, Minggu, dan libur kantin anjungan menyediakan makanan tradisional yang dapat dinikmati pengunjung. Menu instimewa yang mengundang selera antara lain plecing ayam, plecing kangkung, dan gulai tulang iga sapi (bebalung) dari Lombok; ikan bakar dan ikan rebus asem dari Sumbawa; serta ikan rebus (palu mara) dan sambalan (doco) masakan asal Bima.
Bangunan di atas tiang ini terbuat dari kayu jati, bertiang 100, bertingkat, dan beratap kembar. Tangga masuknya unik karena beratap rendah sehingga orang yang masuk akan menundukkan kepala.
Meski hanya tiruan, istana Dalam Loka Samawa di anjungan NTB dibuat sama seperti aslinya. Susunan ruangannya terdiri atas ruang bagian depan atau balairung, dinamai luyuk agung, yakni ruang untuk upacara adat, musyawarah dan penerimaan tamu agung. Pada bagian lain ada ruang peraduan sultan dan permaisuri, ruangan untuk putera-puteri, ruang keluarga, ruangan makan, dan ruangan belakang untuk dapur.
Memasuki lantai pertama bangunan Istana ini, Anda akan diajak mengenal budaya suku bangsa yang ada di NTB, seperti suku Sasak (Lombok), Mbojo (Dompu dan Bima) dan suku Samawa (Sumbawa) melalui berbagai hasil karyanya; misalnya di bagian balairung terdapat berbagai benda budaya tradisional, antara lain pakaian adat sehari-hari, gerabah, kain songket, wadah yang terbuat dari perak dan kuningan, peralatan berburu dan menangkap ikan, dan senjata tradisional.
Di sebelah balairung terdapat ruang-ruang peragaan upacara adat daur kehidupan, mulai dari upacara kelahiran sampai kematian, antara lain kelahiran (ngurisan), khitanan, lamaran, dan perkawinan yang antara lain menampilkan pasangan pengantin Lombok lengkap dengan tandu pengantin (barong tengkok) dalam bentuk khas dan pasangan pengantin adat Bima dengan tiruan pelaminan; dan upacara kematian suku Sasak. Di bagian lain dapat pula disaksikan berbagai kerajinan rakyat dan peralatan rumah tangga.
Naik ke lantai dua, Anda dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang benda benda sejarah budaya mereka. Lantai sebelah kanan, misalnya, terdapat seperangkat peralatan gamelan suku Sasak, peralatan menenun, anyaman, kerajinan gerabah, dan foto-foto objek wisata unggulan. Dilantai sebelah kiri dapat disaksikan berbagai peralatan rumah tangga yang terbuat dari gerabah, anyaman, alat menangkap ikan, dan alat pertanian.
Jika Anda mencari sesuatu yang unik untuk dijadikan koleksi kenangan, di kolong bangunan istana anjungan ini terdapat toko cenderamata yang menjual berbagai barang kerajinan khas daerah, seperti pakaian adat, gerabah, madu sumbawa, kerajinan tanduk, anyaman rotan, kaset dan CD lagu daerah, tempayan, dan mutiara.
Selain istana tua Sumbawa sebagai bangunan induk anjungan, terdapat pula bangunan pendukung yang tak kalah menarik, antara lain tiga bangunan lumbung (sambi atau pantek) suku Sasak yang unik, gedung pertemuan berarsitektur Mbojo (Bima), gapura, serta Bumi Gora untuk panggung pertunjukan, dan mushola dengan menara mesjid Bima yang khas.
Secara berkala Anjungan NTB memeragakan upacara adat, seperti khitanan dan pernikahan. Pementasan kesenian berupa tari-tarian daerah dan aneka tari nusantara diselenggarakan dua atau tiga kali dalam satu bulan pada hari Minggu serta pada hari libur nasional.
Setiap Sabtu, Minggu, dan libur kantin anjungan menyediakan makanan tradisional yang dapat dinikmati pengunjung. Menu instimewa yang mengundang selera antara lain plecing ayam, plecing kangkung, dan gulai tulang iga sapi (bebalung) dari Lombok; ikan bakar dan ikan rebus asem dari Sumbawa; serta ikan rebus (palu mara) dan sambalan (doco) masakan asal Bima.
Kota terdekat:
Koordinat: 6°18'11"S 106°53'53"E
- Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan 0.1 km
- Anjungan Provinsi Jawa Timur 0.2 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Tenggara 0.2 km
- Anjungan Provinsi Jawa Tengah 0.3 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Utara 0.4 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Tengah 0.4 km
- Anjungan Provinsi Jawa Barat 0.4 km
- Anjungan Provinsi Kalimantan Tengah, TMII 0.4 km
- Anjungan Provinsi Lampung 0.5 km
- Anjungan Provinsi DKI Jakarta 0.6 km
- Komplek Museum Keprajuritan 0.3 km
- Miniatur Arsipel Indonesia 0.3 km
- Taman Budaya Tionghoa Indonesia 0.6 km
- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 0.6 km
- Kampung Rasdan 1905 0.8 km
- Ceger 0.9 km
- Lubang Buaya 1.2 km
- Bambu Apus 1.3 km
- Setu 2 km
- DKI Jakarta 11 km