Jembatan Merah / Red Bridge (Surabaya)

Indonesia / Jawa Timur / Surabaya / Jl. Kembang Jepun
 interesting place, bridge, historic landmark

Jembatan Merah lyrics:
Sungguh Gagah berpagar gedung indah
Sepanjang hari yang melintasi silih berganti
Mengenang susah hati patah teringat jaman berpisah
kekasih pergi sehingga kini belum kembali
Biar jembatan merah, seandainya patah
Akupun bersumpah,
Akan kunanti dia di sini berjumpa lagi.
(Cipt. Gesang)

Translated as The Red Bridge which located at North Surabaya, in whose surrounding is one the most savage fightings ever seen on Java. The battle of Surabaya began on 10th November 1945, less than three months after the proclamation of the Indonesian independence day which readed in Jakarta and it was right here that Brigadir General Mallaby from England was killed. Further down the red bridge is the china town which surrounding packed with buildings of typical chinesse architectural and construction. It is still the most crowded business and trade center.

Jembatan Merah merupakan salah satu monumen sejarah di Surabaya, Jawa Timur yang dibiarkan seperti adanya: sebagai jembatan. Jembatan yang menjadi salah satu judul lagu ciptaan Gesang ini, semasa zaman VOC dahulu dinilai penting karena menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Keresidenan Surabaya, yang sudah tidak berbekas lagi.
Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada VOC. Sejak saat itulah Surabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda. Kini, posisinya sebagai pusat perniagaan terus berlangsung. Di sekitar jembatan terdapat indikator-indikator ekonomi, termasuk salah satunya Plaza Jembatan Merah.
Perubahan fisiknya terjadi sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya dengan sungai diubah dari kayu menjadi besi. Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya. Pembedanya hanyalah warna merah.
Nearby cities:
Coordinates:   7°14'12"S   112°44'17"E

Comments

  • This bridge has the unforgetable story during Indonesian strugle to defend Its independence. A British General, named Mallaby was found dead in this battle. Allied Forces told Surabaya citizen to surrender. Surabayanese refused and succeded in defending this town for a month. Thousands were died, just to keep Indonesian FREEDOM.
This article was last modified 12 years ago