Pulau Enggano
| island
Indonesia /
Bengkulu /
World
/ Indonesia
/ Bengkulu
/ Bengkulu
World / Indonesia / Bengkulu
island
Add category
Enggano Island,Pulau Enggano, Bengkulu
Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India.Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu.Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 5° 31′ 13″ LS, 102° 16′ 0″ BT.
Masyarakat Enggano
Terdiri dari 754 KK dengan 2.682 Jiwa. Yang terdiri dari 5 Golongan masyarakat suku adat. Terdiri dari 5 suku Asli; Suku Kaitora, suku Kaarubi, suku Kaahoao, suku Kaahoao dan Suku Kauno dan 1 suku pendatang; yakni semua masyarakat pendatang yang digolongkan menjadi suku Kamai’. Masing-masing suku dipimpin oleh ketua suku dan kemudian mereka membentuk lembaga adat dengan nama “KAHA YAMU’Y. Lembaga adat ini dibentuk oleh para kepala suku, kemudian memilih seorang ketua yang disebut dengan PA’ABUKI. Hak atas Tanah dan Pengelolaan Wilayah. Penguasaan tanah yang berlaku di masyarakat adat Enggano berdasarkan penguasaan suku persuku. Seperti suku kaharuba memiliki wilayah Kaudar/kampung Kaana. (Badan Registrasi Wilayah Kelola Adat, 2010)
Penduduk asli dari pulau Enggano adalah suku Kauno yang mulai menempati tempat ini pada zaman Belanda (sekitar tahun 1934).Selain suku Kauno, terdapat suku Banten, dan 4 jenis suku lainnya.Penduduk dari pulau dengan luas 40 hektare ini rata-rata hidup dari perkebunan coklat yang hasilnya dijual ke kota Bengkulu.Di pulau Enggano terdapat 5 buah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang terletak di desa Apoho, Banjar Sari, Ka'ana, Meok dan Kayaapu.
The island covers an area of 40,260 hectares, which is dominated by dense rain forest with its wild buffaloes. The approximately 1200 surviving Engganese live on fishing, coconuts, sale of copra, gardening cassava and taro.
Visitors can see the culture, or the life manners of traditional society and native's Enggano dances. A pioneer bat at pulau Baai harbor or hiring a small boat at Bintuhan seaport can reach the island.
There are 5 clans Isukul spread over the entire island: The Kaharuba, Kaarubi, Kaitora, Kaahoao and the Kauno. A matrilineal society, descent is traced through the female line and farmlands are usually inherited by daughters. Half call themselves Christian, the other half call themselves Muslim. But actually this society is one of the last truly animist strongholds in Indonesia.
Alat transportasi umum yang digunakan sampai saat ini adalah transportasi laut 2 kali dalam seminggu, berupa kapal perintis yang merapat di Dermaga Malakoni , dan KMP Raja Enggano yang merapat di Dermaga Kahyapu , atau dapat juga menggunakan kapal nelayan (bobot 16 ton) bila transportasi umum mengalami gangguan (rusak atau perubahan trayek). Transportasi antar desa di Enggano lebih banyak memanfaatkan transportasi laut, karena fasilitas transportasi darat belum mendukung. Sarana jalan yang ada memanjang dari desa Banjarsari ke Desa Malakoni sepanjang 17 km berupa jalan pengerasan (campur batu karang) yang dibuat tahun 2002 dan desa Malakoni ke desa Kahyapu sepanjang 16 km masih berupa jalan tanah yang pada musim hujan sangat sulit dilewati.
Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India.Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu.Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 5° 31′ 13″ LS, 102° 16′ 0″ BT.
Masyarakat Enggano
Terdiri dari 754 KK dengan 2.682 Jiwa. Yang terdiri dari 5 Golongan masyarakat suku adat. Terdiri dari 5 suku Asli; Suku Kaitora, suku Kaarubi, suku Kaahoao, suku Kaahoao dan Suku Kauno dan 1 suku pendatang; yakni semua masyarakat pendatang yang digolongkan menjadi suku Kamai’. Masing-masing suku dipimpin oleh ketua suku dan kemudian mereka membentuk lembaga adat dengan nama “KAHA YAMU’Y. Lembaga adat ini dibentuk oleh para kepala suku, kemudian memilih seorang ketua yang disebut dengan PA’ABUKI. Hak atas Tanah dan Pengelolaan Wilayah. Penguasaan tanah yang berlaku di masyarakat adat Enggano berdasarkan penguasaan suku persuku. Seperti suku kaharuba memiliki wilayah Kaudar/kampung Kaana. (Badan Registrasi Wilayah Kelola Adat, 2010)
Penduduk asli dari pulau Enggano adalah suku Kauno yang mulai menempati tempat ini pada zaman Belanda (sekitar tahun 1934).Selain suku Kauno, terdapat suku Banten, dan 4 jenis suku lainnya.Penduduk dari pulau dengan luas 40 hektare ini rata-rata hidup dari perkebunan coklat yang hasilnya dijual ke kota Bengkulu.Di pulau Enggano terdapat 5 buah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang terletak di desa Apoho, Banjar Sari, Ka'ana, Meok dan Kayaapu.
The island covers an area of 40,260 hectares, which is dominated by dense rain forest with its wild buffaloes. The approximately 1200 surviving Engganese live on fishing, coconuts, sale of copra, gardening cassava and taro.
Visitors can see the culture, or the life manners of traditional society and native's Enggano dances. A pioneer bat at pulau Baai harbor or hiring a small boat at Bintuhan seaport can reach the island.
There are 5 clans Isukul spread over the entire island: The Kaharuba, Kaarubi, Kaitora, Kaahoao and the Kauno. A matrilineal society, descent is traced through the female line and farmlands are usually inherited by daughters. Half call themselves Christian, the other half call themselves Muslim. But actually this society is one of the last truly animist strongholds in Indonesia.
Alat transportasi umum yang digunakan sampai saat ini adalah transportasi laut 2 kali dalam seminggu, berupa kapal perintis yang merapat di Dermaga Malakoni , dan KMP Raja Enggano yang merapat di Dermaga Kahyapu , atau dapat juga menggunakan kapal nelayan (bobot 16 ton) bila transportasi umum mengalami gangguan (rusak atau perubahan trayek). Transportasi antar desa di Enggano lebih banyak memanfaatkan transportasi laut, karena fasilitas transportasi darat belum mendukung. Sarana jalan yang ada memanjang dari desa Banjarsari ke Desa Malakoni sepanjang 17 km berupa jalan pengerasan (campur batu karang) yang dibuat tahun 2002 dan desa Malakoni ke desa Kahyapu sepanjang 16 km masih berupa jalan tanah yang pada musim hujan sangat sulit dilewati.
Wikipedia article: http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Enggano
Nearby cities:
Coordinates: 5°23'52"S 102°14'16"E
- DELTA UPANG 454 km
- Pulau Alanggantang 468 km
- U/N Island 3 523 km
- Pulau Bangka 539 km
- Lepar Island 570 km
- Pulau Nyiur / Pulau Air tawar 574 km
- Pulau Mas 584 km
- Pulau Bakong 590 km
- Pulau Singkep 606 km
- Pulau Lingga 651 km
- Cagar Alam Kioyoo dua 5 km
- Kitape Bay 12 km
- Tanjung Labuho 12 km
- Kopi Bay 12 km
- Labuho Bay 14 km
- Kiowa Bay 15 km
- Cagar Alam Tanjung Laksa 16 km
- Berhawe Bay 16 km
- tanjung Kanuhujo 17 km
- Titik Gempa 8,4 tgl 12/09 Pkl 18.25 wb 137 km
Comments