Kaliadem
Indonesia /
Yogyakarta /
Ngaglik /
Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DIY
World
/ Indonesia
/ Yogyakarta
/ Ngaglik
/ Indonesia / Daerah Istimewa Yogyakarta
turisme, gunung berapi, desa, bersejarah, dukuh / dusun, tempat menarik, tak terlihat
Kaliadem adalah suatu kawasan hutan pinus seluas 25 hektar dengan ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut, di lereng selatan Gunung Merapi. Kaliadem berada dalam wilayah administratif desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia, ± 25 - 30 km utara Kota Yogyakarta.
Kawasan ini memiliki udara sejuk dan memiliki banyak keindahan dan keunikan alam. Keberadaan Gunung Merapi dengan fenomena vulkaniknya, morfologi gunung dan lembahnya, hutan alam dengan keanekaragaman flora dan fauna serta kondisi sosial budaya yang unik merupakan potensi yang sangat besar untuk kegiatan wisata alam (ekowisata).
Kaliadem dapat dicapai dari Yogyakarta (melalui Kaliurang), dari Solo (melalui Prambanan dan Cangkringan) atau dari Borobudur/Magelang (melalui Tempel dan Turi).
Kali Adem adalah obyek wisata yang sangat menarik yang kerap menjadi tujuan utama para pengunjung Kali Adem pasca meletusnya Gunung Merapi adalah bunker maut yang terletak di daerah Bebeng. Jika Anda melihat bunker maut seluas 6 meter x 8 meter ini, Anda pasti menjadi teringat oleh tragedi yang menimpa mahasiswa yang meninggal di bunker kan? Makanya bunker ini masih terlarang untuk dimasuki oleh umum.
Menurut para pemandu dari Karang Taruna Kali Adem, hawa panas di dalam bunker belum sepenuhnya hilang. Pemandangan disana yang dipenuhi dengan warna hitam, putih, coklat, dan abu-abu. Dedaunan dan pepohonan di sekitar tempat itu kering dan hangus, merupakan salah satu bukti betapa panasnya material yang menghancurkan kawasan tersebut. Tetapi setelah lebih dari sebulan, rumput tampak telah mulai tumbuh kembali. Hijaunya rumput cukup memberi harapan di tengah rimbunnya pepohonan kering.
Konon ada cerita aneh pun kerap terdengar dari penduduk sekitar yang berada di lokasi wisata Kali Adem yaitu adanya larangan untuk masuk ke lokasi Kali Adem bagi mereka yang mengenakan baju merah, kuning atau oranye. Karena dipercaya warna-warna cerah tersebut bisa memancing keluarnya lahar, yang bakal mengejar warna tersebut. Lalu bagaimana dengan tim SAR yang berseragam oranye? Tapi itu merupakan kepercayaan tradisional yang seharusnya kita hargai, dengan tidak menentangnya. Daerah wisata yang kemudian dikenal dengan wisata lava ini memang akan dibuka untuk 3 bulan, paling tidak sebelum musim hujan mulai. Karena turunnya hujan bisa saja membawa dampak lain bagi kawasan ini.
Kawasan ini memiliki udara sejuk dan memiliki banyak keindahan dan keunikan alam. Keberadaan Gunung Merapi dengan fenomena vulkaniknya, morfologi gunung dan lembahnya, hutan alam dengan keanekaragaman flora dan fauna serta kondisi sosial budaya yang unik merupakan potensi yang sangat besar untuk kegiatan wisata alam (ekowisata).
Kaliadem dapat dicapai dari Yogyakarta (melalui Kaliurang), dari Solo (melalui Prambanan dan Cangkringan) atau dari Borobudur/Magelang (melalui Tempel dan Turi).
Kali Adem adalah obyek wisata yang sangat menarik yang kerap menjadi tujuan utama para pengunjung Kali Adem pasca meletusnya Gunung Merapi adalah bunker maut yang terletak di daerah Bebeng. Jika Anda melihat bunker maut seluas 6 meter x 8 meter ini, Anda pasti menjadi teringat oleh tragedi yang menimpa mahasiswa yang meninggal di bunker kan? Makanya bunker ini masih terlarang untuk dimasuki oleh umum.
Menurut para pemandu dari Karang Taruna Kali Adem, hawa panas di dalam bunker belum sepenuhnya hilang. Pemandangan disana yang dipenuhi dengan warna hitam, putih, coklat, dan abu-abu. Dedaunan dan pepohonan di sekitar tempat itu kering dan hangus, merupakan salah satu bukti betapa panasnya material yang menghancurkan kawasan tersebut. Tetapi setelah lebih dari sebulan, rumput tampak telah mulai tumbuh kembali. Hijaunya rumput cukup memberi harapan di tengah rimbunnya pepohonan kering.
Konon ada cerita aneh pun kerap terdengar dari penduduk sekitar yang berada di lokasi wisata Kali Adem yaitu adanya larangan untuk masuk ke lokasi Kali Adem bagi mereka yang mengenakan baju merah, kuning atau oranye. Karena dipercaya warna-warna cerah tersebut bisa memancing keluarnya lahar, yang bakal mengejar warna tersebut. Lalu bagaimana dengan tim SAR yang berseragam oranye? Tapi itu merupakan kepercayaan tradisional yang seharusnya kita hargai, dengan tidak menentangnya. Daerah wisata yang kemudian dikenal dengan wisata lava ini memang akan dibuka untuk 3 bulan, paling tidak sebelum musim hujan mulai. Karena turunnya hujan bisa saja membawa dampak lain bagi kawasan ini.
Artikel Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kaliadem
Kota terdekat:
Koordinat: 7°34'54"S 110°26'52"E
- Kaliurang 3.3 km
- Desa Wisata Ketingan 22 km
- Ubalan Kalasan 191 km
- Pantai Bajul Mati 259 km
- Danau Ranu Grati 282 km
- Taman Wisata Citengah 287 km
- Wisata Punclut 324 km
- Gili Trawangan 621 km
- danau teluk gelam 771 km
- Milford Sound 6871 km
- Sirkuit Grasstrack Lembah Ijo 2.5 km
- Buper Wonogondang 3.3 km
- Buper Sinolewah 3.3 km
- Huntap Karangkendal 3.7 km
- Huntap Gading 4.3 km
- Lapangan Desa Balerante 5.1 km
- Kabupaten Klaten 21 km
- Kabupaten Boyolali 29 km
- Daerah Istimewa Yogyakarta 33 km
- Provinsi Jawa Tengah 48 km