Anjungan DI Jogjakarta (DKI Jakarta)
Indonesia /
Jawa Barat /
Depok /
DKI Jakarta /
Jl. TMII, Cipayung-Jakarta Timur
World
/ Indonesia
/ Jawa Barat
/ Depok
/ Indonesia /
museum, tempat menarik
Tiruan bagian Keraton Yogyakarta berupa ndalem pangeran (tempat tinggal putra raja), berbentuk joglo, dengan lahan seluas ± 8.165 m² merupakan bangunan utama Anjungan Yogyakarta. Gerbang anjungan berbentuk tajug, dinamakan Regol Dana Partapa. Halaman ditanami pohon sawokecik, lambang kebangsawanan. Di depan gedung induk berdiri dua buah arca tiruan arca Cingkara Bala dan Bala Upata sebagai penolak bala.
Bangunan induk disebut Bangsal Kencono atau Pendopo Agung, merupakan ruang terbuka, dipergunakan untuk pertunjukan dan berbagai macam acara yang bersifat masal. Ruangan ini disangga empat saka guru berukir yang mengandung makna sebagaimana terkandung dalam kalimat syahadat. Ruang di belakang Pendopo Agung disebut lungkangan, dipergunakan sebagai ruang informasi. Ruang berikutnya, pringgitan, untuk menerima tamu dan mementaskan wayang kulit atau ringgit.
Ruang pameran berada di bagian belakang bangunan induk, ndalem Proboyekso. Yang dipamerkan adalah benda-benda bersejarah dari Keraton Yogyakarta, antara lain tempat tidur peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) V, terbuat dari marmer, berasal dari kerajaan Inggris; pasarean tedheng, tempat tidur dari kayu dengan kombinasi kaca lukis, merupakan tempat tidur HB IX pada saat dilahirkan; dan tempat tidur Pangeran Diponegoro, putra HB III, untuk menghaturkan sesaji kepada Dewi Sri atau Dewi Padi. Pameran lain berupa sepasang kaca besar (kaca benggala) berikut dua meja marmer, pendaringan, dan patung sepasang pengantin Kyai Blonyo dan Nyai Blonyo, yang semuanya merupakan peninggalan Sultan Hamengkubuwono VII. Di depan patung dipamerkan perangkat sesaji, beberapa foto Yogayakarta tempo dulu dan sekarang, serta maket Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Tugu Besar, Masjid Agung, Panggung Krapyak, dan Taman Sari. Di ruangan ini juga dipamerkan tiruan ampilan berupa banyak, dhalang, sawung, ardawalika, kacumas, kuthuk, kandhil, dan suput yang merupakan kelengkapan kebesaran sultan, masing-masing mengandung lambang dan makna tertentu.
Bangunan induk berbentuk joglo ini dilengkapi dua rumah pendamping (gandhok). Gandhok kiwa (gandhok sebelah kiri) sebagai tempat gamelan dan kafetaria yang menyediakan makanan khas Yogyakarta: gudeg dan bakmi Jawa. Gandhok tengen (gandhok sebelah kanan) sebagai kantor dan kios cenderamata yang menyediakan hasil kerajinan khas daerah. Di samping itu terdapat perpustakaan yang menyediakan, terutama, buku budaya dan informasi mengenai potensi daerah.
Pada hari-hari tertentu, terutama Sabtu dan Minggu, Anjungan Yogyakarta menggelar seni tradisional, antara lain wayang kulit, kethoprak mataram, cokekan, dan tari, baik yang dikemas dalam acara paket khusus maupun berdiri sendiri. Selain itu, pada waktu-waktu tertentu, diselenggarakan ruwatan yang diikuti oleh masyarakat umum secara masal. Anjungan juga membuka sanggar tari untuk anak-anak dan remaja dengan materi pelajaran tari klasik dan kreasi baru yang diajarkan dua kali dalam seminggu.
Anjungan ini pernah menerima kunjungan tamu negara, di antaranya Sri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan Agung Malaysia dan Sri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agung dari Malaysia 23 Agustus 1981, Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung XIII Malaysia Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin Ibni Al-Marhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah dan Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agung Tuanku Nurzahirah 16 Mei 2007.
Bangunan induk disebut Bangsal Kencono atau Pendopo Agung, merupakan ruang terbuka, dipergunakan untuk pertunjukan dan berbagai macam acara yang bersifat masal. Ruangan ini disangga empat saka guru berukir yang mengandung makna sebagaimana terkandung dalam kalimat syahadat. Ruang di belakang Pendopo Agung disebut lungkangan, dipergunakan sebagai ruang informasi. Ruang berikutnya, pringgitan, untuk menerima tamu dan mementaskan wayang kulit atau ringgit.
Ruang pameran berada di bagian belakang bangunan induk, ndalem Proboyekso. Yang dipamerkan adalah benda-benda bersejarah dari Keraton Yogyakarta, antara lain tempat tidur peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) V, terbuat dari marmer, berasal dari kerajaan Inggris; pasarean tedheng, tempat tidur dari kayu dengan kombinasi kaca lukis, merupakan tempat tidur HB IX pada saat dilahirkan; dan tempat tidur Pangeran Diponegoro, putra HB III, untuk menghaturkan sesaji kepada Dewi Sri atau Dewi Padi. Pameran lain berupa sepasang kaca besar (kaca benggala) berikut dua meja marmer, pendaringan, dan patung sepasang pengantin Kyai Blonyo dan Nyai Blonyo, yang semuanya merupakan peninggalan Sultan Hamengkubuwono VII. Di depan patung dipamerkan perangkat sesaji, beberapa foto Yogayakarta tempo dulu dan sekarang, serta maket Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Tugu Besar, Masjid Agung, Panggung Krapyak, dan Taman Sari. Di ruangan ini juga dipamerkan tiruan ampilan berupa banyak, dhalang, sawung, ardawalika, kacumas, kuthuk, kandhil, dan suput yang merupakan kelengkapan kebesaran sultan, masing-masing mengandung lambang dan makna tertentu.
Bangunan induk berbentuk joglo ini dilengkapi dua rumah pendamping (gandhok). Gandhok kiwa (gandhok sebelah kiri) sebagai tempat gamelan dan kafetaria yang menyediakan makanan khas Yogyakarta: gudeg dan bakmi Jawa. Gandhok tengen (gandhok sebelah kanan) sebagai kantor dan kios cenderamata yang menyediakan hasil kerajinan khas daerah. Di samping itu terdapat perpustakaan yang menyediakan, terutama, buku budaya dan informasi mengenai potensi daerah.
Pada hari-hari tertentu, terutama Sabtu dan Minggu, Anjungan Yogyakarta menggelar seni tradisional, antara lain wayang kulit, kethoprak mataram, cokekan, dan tari, baik yang dikemas dalam acara paket khusus maupun berdiri sendiri. Selain itu, pada waktu-waktu tertentu, diselenggarakan ruwatan yang diikuti oleh masyarakat umum secara masal. Anjungan juga membuka sanggar tari untuk anak-anak dan remaja dengan materi pelajaran tari klasik dan kreasi baru yang diajarkan dua kali dalam seminggu.
Anjungan ini pernah menerima kunjungan tamu negara, di antaranya Sri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan Agung Malaysia dan Sri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agung dari Malaysia 23 Agustus 1981, Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung XIII Malaysia Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin Ibni Al-Marhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah dan Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agung Tuanku Nurzahirah 16 Mei 2007.
Kota terdekat:
Koordinat: 6°18'11"S 106°53'46"E
- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 2.1 km
- Gunung Tilu - PRAJA PUSAKA 155 km
- Pendopo Sekar Sejati Abah Kartalah Ked. Bunder 172 km
- bendan pete 434 km
- desa bendanpete rw,02 435 km
- Ngeposari ex Gombang/ngerjek /ndayakan/ 460 km
- Pondokrejo ex Sumber Mulyo 497 km
- Sowan 540 km
- Ds. Plandaan (sarang ..........................) 598 km
- Wilayah 614 km
- Miniatur Arsipel Indonesia 0.2 km
- Danau Air Tawar 0.3 km
- Taman Legenda Keong Emas 0.4 km
- Kampung Rasdan 1905 0.7 km
- Ceger 0.8 km
- Komplek Masjid At Tin 1.4 km
- Bambu Apus 1.4 km
- Lubang Buaya 1.4 km
- Pinang Ranti 2 km
- DKI Jakarta 11 km
Komentar-komentar