Gunung Tangkuban Parahu 2.084 Meter
Indonesia /
Jawa Barat /
Lembang /
World
/ Indonesia
/ Jawa Barat
/ Lembang
/ Indonesia /
gunung, gunung berapi
Gunung berapi yang masuk dalam kategori aktif, namun pelepasan energinya relatif lancar, sehingga tidak terakumulasi, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya letusan besar.
Tekanan gas dan panas dari dalam bumi dikeluarkan melalui beberapa kawah yang masih aktif, seperti Kawah Upas dan beberapa kawah kecil lainnya. Kawah utama, yaitu Kawah Ratu, tidak menunjukkan aktivitas berarti, kecuali di beberapa titik tampak adanya pelepasan gas belerang (solfatar) dan uap air panas (fumarol).
Beberapa kawah dibuka untuk umum sebagai tujuan wisata, sedangkan beberapa lainnya tidak karena pelepasan gasnya yang dikategorikan berbahaya (beracun).
Aktivitas pelepasan fumarol yang tinggi dan segera didinginkan oleh udara pegunungan, membuat puncak dan kawah gunung ini selalu tampak diliputi kabut awan. Faktor keberuntunganlah jika satelit dapat memperoleh foto puncak tanpa awan. :)
Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.
Tekanan gas dan panas dari dalam bumi dikeluarkan melalui beberapa kawah yang masih aktif, seperti Kawah Upas dan beberapa kawah kecil lainnya. Kawah utama, yaitu Kawah Ratu, tidak menunjukkan aktivitas berarti, kecuali di beberapa titik tampak adanya pelepasan gas belerang (solfatar) dan uap air panas (fumarol).
Beberapa kawah dibuka untuk umum sebagai tujuan wisata, sedangkan beberapa lainnya tidak karena pelepasan gasnya yang dikategorikan berbahaya (beracun).
Aktivitas pelepasan fumarol yang tinggi dan segera didinginkan oleh udara pegunungan, membuat puncak dan kawah gunung ini selalu tampak diliputi kabut awan. Faktor keberuntunganlah jika satelit dapat memperoleh foto puncak tanpa awan. :)
Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.
Kota terdekat:
Koordinat: 6°45'33"S 107°36'49"E
- Gunung Slamet, 3.428 meter 176 km
- Dataran Tinggi Dieng 248 km
- Gunung Muria, 1.602 m 357 km
- Gunung Kelud ( 1731 Mtr ) 527 km
- Gunung Dempu 592 km
- Gunung Kaba 669 km
- Bukit Daun, 2.467 m 704 km
- Gunung Masurai 802 km
- Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera 990 km
- Gunung Kenya 7852 km
- Kawah Ratu 0.1 km
- Kawah Upas 0.6 km
- The caldera of the prehistoric Mt. Sunda 3.2 km
- Aliens Pernah Mendarat di sini, itu gambar jejaknya 3.7 km
- Kawasan Pengembangan SAA 37 5.5 km
- Lembang 7 km
- Serang Panjang 11 km
- Cisarua 11 km
- Kabupaten Bandung Barat 19 km
- Kabupaten Subang 32 km