Anjungan Provinsi Sumatra Barat (DKI Jakarta)
Indonesia /
Jawa Barat /
Bekasi /
DKI Jakarta /
Jl. TMII, Cipayung-Jakarta Timur
World
/ Indonesia
/ Jawa Barat
/ Bekasi
/ Indonesia /
pavilyun
Tambahkan kategori
Anjungan Sumatera Barat menampilkan lima bangunan adat: rumah besar (rumah gadang), balai adat (balairung), lumbung padi (rangkiang) dan surau, semuanya rumah adat Minangkabau; serta rumah adat Mentawai. Selain itu, terdapat bangunan pendukung, yakni rumah untuk kantor, kantin, dan panggung pertunjukan (medan nan bapeneh) tempat menggelar berbagai seni daerah pada hari Minggu dan hari libur.
Rumah gadang adalah rumah besar sebagai tempat tinggal keluarga dengan seluruh aspek adat istiadatnya. Di Minangkabau, rumah gadang bukan milik perseorangan tetapi milik keluarga luas kesukuan. Karena orang Minangkabau menganut matrilineal, rumah gadang ditempati seorang wanita dengan kepala keluarga saudara laki-laki dari ibu (mamak tungganal). Pria yang belum kawin tak boleh tidur di rumah gadang, melainkan di surau karena dibiasakan sejak kecil.
Bentuk dasar rumah gadang adalah empat persegi panjang, berupa rumah panggung, sering disebut rumah bagonjong karena memiliki bentuk atap yang melengkung ke atas dengan ujung runcing mirip bentuk tanduk kerbau. Bentuk dinding yang membesar ke atas, disebut silek, untuk menghindari tampias di kala hujan. Tangga untuk menuju ke pintu terletak di depan rumah dan beratap. Rumah gadang dibagi menjadi beberapa kamar (bilik), biasanya berjumlah ganjil.
Rumah gadang di Anjungan Sumatera Barat memiliki sembilan ruang yang ditandai oleh jajaran tiang di tengahnya sebagai tanda pembatas karena tidak memiliki bilik. Rumah ini difungsikan sebagai ruang peragaan dan pameran. Benda-benda yang dipamerkan berupa pelaminan, barang hasil kerajinan, alat pertanian, alat musik tradisional—di antaranya talempong, genta, kain tenun Silungkang, serta pakaian adat tiap kabupaten yang disajikan dengan peraga manekin. Kolong rumah digunakan untuk penjualan berbagai cenderamata hasil kerajinan tangan, antara lain kain songket Silungkang, pernik-pernik, lukisan, dan aneka busana jadi.
Balairung merupakan tempat pertemuan tetua adat (penghulu) untuk membicarakan permasalahan di desa (nagari). Pada dasarnya, balairung sama dengan rumah gadang, memiliki dua model berbeda, yakni model Budi Chaniago dan Koto Piliang. Balairung merupakan ruang terbuka, terkadang tanpa dinding sama sekali. Bagian ujung disediakan untuk penghulu peunak, yang dituakan. Balairung di anjungan ini digunakan sebagai tempat pertemuan, pameran, dan pergelaran seni daerah Minangkabau.
Semua bangunan adat di atas memiliki hiasan aneka ragam ukir-ukiran: ukiran datar, pahat, tembus, dan ukiran bakar; kebanyakan motif tumbuh-tumbuhan, bunga, dan satwa dengan warna dominan merah, kuning, hitam, dan biru; berfungsi keindahan dan mengandung ajaran adat Minangkabau.
Anjungan Sumatera Barat memiliki sanggar tari untuk memberikan pendidikan dan pelatihan, terutama tari dan musik tambur, bagi anak-anak dan para remaja.
Kalau ingin merasakan makanan Padang, di sini tersedia kantin nasi padang yang menyajikan menu istimewa: ayam panggang, rendang, gulai ikan, daging cincang, dendeng, ikan asam pade, sambal cabe, dan sate padang. Semuanya lezat dan mengundang selera
Beberapa tamu negara tercatat sebagai pengunjung resmi, di antaranya Sri Baginda Raja Spanyol Don Juan Carlos I dan permaisuri Ratu Dona Sophia (1980), Ny. Naomi Lange, istri Perdana Menteri Selandia Baru (1986), Pangeran Charles dan Putri Wales Lady Diana (1989), dan Sapamurat Niyazov Presiden Turkmenistan (1994).
Rumah gadang adalah rumah besar sebagai tempat tinggal keluarga dengan seluruh aspek adat istiadatnya. Di Minangkabau, rumah gadang bukan milik perseorangan tetapi milik keluarga luas kesukuan. Karena orang Minangkabau menganut matrilineal, rumah gadang ditempati seorang wanita dengan kepala keluarga saudara laki-laki dari ibu (mamak tungganal). Pria yang belum kawin tak boleh tidur di rumah gadang, melainkan di surau karena dibiasakan sejak kecil.
Bentuk dasar rumah gadang adalah empat persegi panjang, berupa rumah panggung, sering disebut rumah bagonjong karena memiliki bentuk atap yang melengkung ke atas dengan ujung runcing mirip bentuk tanduk kerbau. Bentuk dinding yang membesar ke atas, disebut silek, untuk menghindari tampias di kala hujan. Tangga untuk menuju ke pintu terletak di depan rumah dan beratap. Rumah gadang dibagi menjadi beberapa kamar (bilik), biasanya berjumlah ganjil.
Rumah gadang di Anjungan Sumatera Barat memiliki sembilan ruang yang ditandai oleh jajaran tiang di tengahnya sebagai tanda pembatas karena tidak memiliki bilik. Rumah ini difungsikan sebagai ruang peragaan dan pameran. Benda-benda yang dipamerkan berupa pelaminan, barang hasil kerajinan, alat pertanian, alat musik tradisional—di antaranya talempong, genta, kain tenun Silungkang, serta pakaian adat tiap kabupaten yang disajikan dengan peraga manekin. Kolong rumah digunakan untuk penjualan berbagai cenderamata hasil kerajinan tangan, antara lain kain songket Silungkang, pernik-pernik, lukisan, dan aneka busana jadi.
Balairung merupakan tempat pertemuan tetua adat (penghulu) untuk membicarakan permasalahan di desa (nagari). Pada dasarnya, balairung sama dengan rumah gadang, memiliki dua model berbeda, yakni model Budi Chaniago dan Koto Piliang. Balairung merupakan ruang terbuka, terkadang tanpa dinding sama sekali. Bagian ujung disediakan untuk penghulu peunak, yang dituakan. Balairung di anjungan ini digunakan sebagai tempat pertemuan, pameran, dan pergelaran seni daerah Minangkabau.
Semua bangunan adat di atas memiliki hiasan aneka ragam ukir-ukiran: ukiran datar, pahat, tembus, dan ukiran bakar; kebanyakan motif tumbuh-tumbuhan, bunga, dan satwa dengan warna dominan merah, kuning, hitam, dan biru; berfungsi keindahan dan mengandung ajaran adat Minangkabau.
Anjungan Sumatera Barat memiliki sanggar tari untuk memberikan pendidikan dan pelatihan, terutama tari dan musik tambur, bagi anak-anak dan para remaja.
Kalau ingin merasakan makanan Padang, di sini tersedia kantin nasi padang yang menyajikan menu istimewa: ayam panggang, rendang, gulai ikan, daging cincang, dendeng, ikan asam pade, sambal cabe, dan sate padang. Semuanya lezat dan mengundang selera
Beberapa tamu negara tercatat sebagai pengunjung resmi, di antaranya Sri Baginda Raja Spanyol Don Juan Carlos I dan permaisuri Ratu Dona Sophia (1980), Ny. Naomi Lange, istri Perdana Menteri Selandia Baru (1986), Pangeran Charles dan Putri Wales Lady Diana (1989), dan Sapamurat Niyazov Presiden Turkmenistan (1994).
Kota terdekat:
Koordinat: 6°18'0"S 106°53'40"E
- Anjungan Provinsi Lampung 0.2 km
- Anjungan Provinsi Jawa Barat 0.2 km
- Anjungan Provinsi Jawa Tengah 0.3 km
- Anjungan Provinsi Jawa Timur 0.3 km
- Anjungan Provinsi DKI Jakarta 0.3 km
- Anjungan Provinsi Nusa Tenggara Barat 0.5 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Utara 0.6 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan 0.6 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Tenggara 0.6 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Tengah 0.7 km
- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 0.1 km
- Miniatur Arsipel Indonesia 0.3 km
- Komplek Museum Keprajuritan 0.6 km
- Museum Purna Bhakti Pertiwi 0.9 km
- Komplek Masjid At Tin 1.1 km
- Ceger 1.2 km
- Lubang Buaya 1.3 km
- Pinang Ranti 1.7 km
- Bambu Apus 1.8 km
- DKI Jakarta 11 km