Anjungan Provinsi Bengkulu (DKI Jakarta)
Indonesia /
Jawa Barat /
Depok /
DKI Jakarta
World
/ Indonesia
/ Jawa Barat
/ Depok
/ Indonesia /
pavilyun
Tambahkan kategori
Begitu masuk ke halaman Anjungan Bengkulu, pengunjung dapat menemukan replika bunga raflesia yang menjadi lambang dan kebanggaan daerah Bengkulu karena tidak ditemukan di tempat lain. Terdapat tiga rumah adat yang ditampilkan di anjungan ini, yakni rumah bangsawan (Rumah Gedang) dan dua jenis rumah rakyat biasa. Ketiganya merupakan rumah panggung yang dibangun di atas tiang setinggi dua meter dari permukaan tanah. Rumah Gedang dibangun lebih besar dari rumah rakyat biasa serta diberi hiasan ukiran di bagian depan dan sisi rumah.
Rumah terbuat dari kayu medang kemuning atau surian balam yang lembut namun tahan lama, lantai terbuat dari papan, atap terbuat dari ijuk enau atau sirap, sedang rumah di Anjungan Bengkulu atapnya menggunakan genteng. Tangga beratap untuk naik-turun terletak di depan rumah dengan anak tangga selalu berjumlah ganjil, berkait dengan nilai adat. Struktur rumah dibagi tiga ruang, yakni serambi (penigo), bagian tengah (penduhuak), dan ruang dalam (pemenyep). Selain itu ada dapur dan gang atau garang.
Rumah bangsawan di anjungan ini digunakan untuk tempat pameran berbagai koleksi, antara lain pelaminan pengantin, sepasang pakaian adat dari seluruh kabupaten/kota yang diletakkan dalam vitrin, alat musik, alat pertanian, foto-foto objek wisata, dan beberapa peragaan upacara adat. Di bagian serambi terdapat penyajian hasil alam berupa lada, batu bara, bongkahan batu emas dan perak, kayu, dan hasil kerajinan rakyat. Di tempat ini, terdapat penjualan cenderamata berbagai hasil kerajinan tangan, antara lain kulit kerang, kayu, dan kulit.
Rumah adat rakyat dibuat seperti aslinya. Di salah satu rumah rakyat bahkan dilengkapi dengan perabotan rumah secara lengkap. Di sini dapat dilihat penataan ruang secara jelas, ada serambi, ruang tengah, dan tempat tidur keluarga. Perlengkapan salat dan meja tempat meletakkan Al Qur’an di salah satu sudut ruangan menunjukkan sebagian besar masyarakat Bengkulu beragama Islam. Rumah rakyat yang satunya lagi dimanfaatkan sebagai ruang kantor pengelolaan.
Rumah adat seperti halnya yang ada di Anjungan Bengkulu diberi hiasan berupa ukiran bermotif tumbuhan atau binatang yang digayakan. Pola ukiran cerbong kewet atau tanjak berkek, misalnya, berbentuk pilin, bermakna rangkaian tidak terputus; sidingin, berbentuk hati, bermakna agar panas hidup dihadapi dengan hati dingin; lengkenai naik, berbentuk tumbuhan merambat pada tangga rumah atau dinding, bermakna dalam kehidupan perlu ada hiasan: hiasan utama adalah anak-anak dan harta kekayaan yang senantiasa naik ke rumah; dan bunga matahari di atas pintu dan jendela, lambang matahari yang menyinari seisi alam bagi kehidupan.
Pada kesempatan tertentu digelar berbagai tari adat, misalnya tombak Kerbau, Putri Gading Cempaka, Sekapur Sirih, dan Tari Kejli yang aslinya dimainkan selama tujuh hari tujuh malam secara terus-menerus. Di samping itu diperagakan pula beberapa upacara adat, seperti upacara kelahiran, perkawinan, kematian, dan upacara tabot.
Anjungan Bengkulu pernah menerima kunjungan Perdana Menteri Papua Nugini dan Presiden Ukraina, disertai dengan penanaman pohon beringin di depan halaman rumah Gedang.
Rumah terbuat dari kayu medang kemuning atau surian balam yang lembut namun tahan lama, lantai terbuat dari papan, atap terbuat dari ijuk enau atau sirap, sedang rumah di Anjungan Bengkulu atapnya menggunakan genteng. Tangga beratap untuk naik-turun terletak di depan rumah dengan anak tangga selalu berjumlah ganjil, berkait dengan nilai adat. Struktur rumah dibagi tiga ruang, yakni serambi (penigo), bagian tengah (penduhuak), dan ruang dalam (pemenyep). Selain itu ada dapur dan gang atau garang.
Rumah bangsawan di anjungan ini digunakan untuk tempat pameran berbagai koleksi, antara lain pelaminan pengantin, sepasang pakaian adat dari seluruh kabupaten/kota yang diletakkan dalam vitrin, alat musik, alat pertanian, foto-foto objek wisata, dan beberapa peragaan upacara adat. Di bagian serambi terdapat penyajian hasil alam berupa lada, batu bara, bongkahan batu emas dan perak, kayu, dan hasil kerajinan rakyat. Di tempat ini, terdapat penjualan cenderamata berbagai hasil kerajinan tangan, antara lain kulit kerang, kayu, dan kulit.
Rumah adat rakyat dibuat seperti aslinya. Di salah satu rumah rakyat bahkan dilengkapi dengan perabotan rumah secara lengkap. Di sini dapat dilihat penataan ruang secara jelas, ada serambi, ruang tengah, dan tempat tidur keluarga. Perlengkapan salat dan meja tempat meletakkan Al Qur’an di salah satu sudut ruangan menunjukkan sebagian besar masyarakat Bengkulu beragama Islam. Rumah rakyat yang satunya lagi dimanfaatkan sebagai ruang kantor pengelolaan.
Rumah adat seperti halnya yang ada di Anjungan Bengkulu diberi hiasan berupa ukiran bermotif tumbuhan atau binatang yang digayakan. Pola ukiran cerbong kewet atau tanjak berkek, misalnya, berbentuk pilin, bermakna rangkaian tidak terputus; sidingin, berbentuk hati, bermakna agar panas hidup dihadapi dengan hati dingin; lengkenai naik, berbentuk tumbuhan merambat pada tangga rumah atau dinding, bermakna dalam kehidupan perlu ada hiasan: hiasan utama adalah anak-anak dan harta kekayaan yang senantiasa naik ke rumah; dan bunga matahari di atas pintu dan jendela, lambang matahari yang menyinari seisi alam bagi kehidupan.
Pada kesempatan tertentu digelar berbagai tari adat, misalnya tombak Kerbau, Putri Gading Cempaka, Sekapur Sirih, dan Tari Kejli yang aslinya dimainkan selama tujuh hari tujuh malam secara terus-menerus. Di samping itu diperagakan pula beberapa upacara adat, seperti upacara kelahiran, perkawinan, kematian, dan upacara tabot.
Anjungan Bengkulu pernah menerima kunjungan Perdana Menteri Papua Nugini dan Presiden Ukraina, disertai dengan penanaman pohon beringin di depan halaman rumah Gedang.
Kota terdekat:
Koordinat: 6°18'3"S 106°53'33"E
- Anjungan Provinsi DKI Jakarta 0.1 km
- Anjungan Provinsi Lampung 0.2 km
- Anjungan Provinsi Jawa Barat 0.2 km
- Anjungan Provinsi Jawa Tengah 0.3 km
- Anjungan Provinsi Jawa Timur 0.5 km
- Anjungan Provinsi Nusa Tenggara Barat 0.6 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan 0.7 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Tenggara 0.8 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Utara 0.8 km
- Anjungan Provinsi Sulawesi Tengah 0.9 km
- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 0.3 km
- Miniatur Arsipel Indonesia 0.4 km
- Komplek Museum Keprajuritan 0.6 km
- Museum Purna Bhakti Pertiwi 0.7 km
- Komplek Masjid At Tin 1 km
- Ceger 1.2 km
- Lubang Buaya 1.5 km
- Pinang Ranti 1.6 km
- Bambu Apus 1.8 km
- DKI Jakarta 11 km