Anjungan Kalimantan Selatan (DKI Jakarta)

Indonesia / Jawa Barat / Bekasi / DKI Jakarta

Rumah bubungan tinggi atau rumah lambung mangkurat, yakni rumah adat suku Banjar yang sudah dikenal sejak masa Sultan Suriansyah pada abad ke-16, merupakan bangunan pokok yang ditampilkan Anjungan Kalimantan Selatan. Rumah bubungan tinggi berbentuk tinggi dan memanjang ke depan. Lantainya dibuat berjenjang, semakin meninggi pada bagian tengah bangunan di bawah bubungan, lalu menurun lagi ke belakang. Tangga rumah ada dua buah, terletak di depan dan di belakang. Seluruh bangunan menggunakan bahan dari kayu.

Rumah bubungan tinggi dibagi dalam tiga macam ruangan menurut fungsinya, yakni ruang terbuka berupa serambi (pelataran), berfungsi sebagai tempat menerima tamu, tempat duduk, dan istirahat (lapangan pemedangan); ruang dalam terdiri atas pacina, panampik kecil, panampik besar, panampik panangah, dan panampik bawah, berfungsi sebagai ruang keluarga dan tempat menyimpan peralatan kerja; serta ruang padapuran, berungsi sebagai ruang makan dan dapur.

Seluruh rumah bubungan tinggi dipenuhi ukiran: pada pintu, dinding bagian atas, tiang, pertemuan tiang dengan balok, tangga, dan atap. Ragam hias ukiran biasanya pola bunga, buah, dan daun. Pola bunga meliputi melati, mawar, teratai, dan kaca piring; pola buah antara lain belimbing, manggis, nenas, dan cengkeh; sedang pola daun misalnya daun ceremai. Di samping itu ada pula ukiran pola pucuk rebung dan gigi haruan. Secara umum ragam hias tersebut melambangkan kesuburan dan kedamaian. Hiasan di puncak atap berupa dua ekor burung enggang dan di kedua ujung bubungan diberi hiasan jamang berupa ukiran paruh dengan dua sayap kanan kiri. Di bagian bawah penampik lantai anjungan dan penampik lapangan pamedangan diukir dengan ragam hias naga. Hiasan burung enggang melambangkan dunia atas, sedangkan hiasan naga atau kepala naga melambangkan dunia bawah. Setelah Islam masuk, ragam hias lamin juga dipengaruhi budaya Arab seperti kaligrafi.

Di anjungan Kalimantan Selatan, rumah bubungan tinggi dipergunakan untuk pameran dan peragaan berbagai aspek budaya. Pada ruang panampik kecil terdapat benda-benda hasil kekayaan alam, seperti emas, intan, bauksit, nikel, dan jenis bebatuan lain, termasuk foto tentang pendulangan serta pengolahan intan di Martapura. Di bagian lain dipamerkan hasil kerajinan tangan dari rotan serta foto objek wisata. Di ruang penampik besar dipamerkan peralatan musik tradisional. Di ruangan utama, yakni panangah atau paledangan, diperagakan sepasang pengantin adat Banjar duduk di pelaminan (geta petatian) dengan pakaian pengantin Banjar. Di anjung kiri dan anjung kanan digunakan untuk peragaan upacara tradisional Banjar dengan boneka-boneka besar, antara lain upacara mandi pengantin, paguringan ‘tempat tidur’ pengantin lengkap dengan bantal dan guling bersulam, serta peragaan bapalas bidan.

Di padapuran terdapat dapur atang, yakni dapur tradisional suku Banjar, peralatan untuk menangkap ikan, dan benda budaya lain.

Setiap hari Minggu atau hari libur, Anjungan Kalimantan Selatan menampilkan tarian-tarian dan lagu-lagu daerah, serta pada saat-saat tertentu diselenggarakan peragaan secara visual berbagai upacara adat suku Banjar dan/atau peragaan busana daerah.

Seperti halnya anjungan lain, Anjungan Kalimantan Selatan pernah dikunjungi tamu negara, antara lain Perdana Menteri Jepang Fukuda.
Kota terdekat:
Koordinat:   6°18'1"S   106°53'51"E
Artikel ini terakhir diubah 10 tahun yang lalu